Jika ku tanya pada angin,
apa kan ku temui jawapannya?
jika ku tanya pada langit,
apa mungkin terjawab soalan ku?
aku masih ternanti-nanti jawapan,
kepada persoalan kehidupan,
kecintaan,
kerelaan,
masih ku meneliti tiap detik yang menghitung
detap jantung dan hembus nafas,
masih ku meneliti tiap langkah ku,
tutur bicara ku,
apakah kian baik bicaranya,
ataupun sama seperti dulu,
dulu kata-kata ku umpama bilah
jarum halus yang menusuk,
emosi ku meledak,
melempiaskannya tanpa hati,
hidup ku seolah milik ku,
aku seolah-olah hidup sendirian,
tak perlu menjaga bangsa,
apa yang ku tahu ketika itu,
aku hidup untuk sendirian,
sungguh,
sejengkal akal ku tika itu,
setelah dunia pancaroba ini ku tempuh,
rupanya,
aku memerlukan insan yang sentiasa
menemani ku,
bahagia atau derita,
bersama harungi perjalanan yang penuh mehnah,
benar,
ALLAH sudah cukup bagi ku,
tempat bergantung harap,
namun naluri seorang insan perlukan teman,
lalu,
ALLAH berikan ibu dan ayah yang tidak pernah
tandus untuk mendoakan anaknya,
ALLAH mengirimkan guru-guru yang fahami
kerenah baik dan nakal anak muridnya,
ALLAH mengirimkan sahabat-sahabat yang tidak
pernah melupakan sahabatnya dalam doanya,
ALLAH menghadiahkan pasangan yang bertimbang rasa
tiap kurang ditutup rapi,
saling melengkapi..
cukuplah bagi ku...
ALLAH,
RASUL,
keluarga,
guru-guru,
sahabat-sahabat,
dan pasangan yang soleh,
harta dunia boleh ku cari,
dengan empat kerat kudrat ku,
tapi harta untuk ke sana nanti,
tak bisa dibeli dengan wang ringgit,
tapi masa bisa menjadi saksi ku di sana,
apa tingkah ku tika ini,
apakah aku mengingati-Mu,
apakah aku lalai dengan dunia fatamorgana,
semua ini akan terhitung..
semua ini akan terbentang..
hanya taqwa akan membawa perkhabaran gembira
dan buat mereka yang benar-benar berserah diri...
jawapan yang dinanti selama ini,
telah lama ku temui,
tapi hanya bisa dilihat mata hati,
angin dan langit,
padanya jawapan tersembunyi,
tapi ternyata jelas bagi mereka yang berkehendak,
bagi mereka yang tidak berputus asa,
untuk mencari jawapan pada persoalan..
detap jantung dan hembus nafas,
masih ku meneliti tiap langkah ku,
tutur bicara ku,
apakah kian baik bicaranya,
ataupun sama seperti dulu,
dulu kata-kata ku umpama bilah
jarum halus yang menusuk,
emosi ku meledak,
melempiaskannya tanpa hati,
hidup ku seolah milik ku,
aku seolah-olah hidup sendirian,
tak perlu menjaga bangsa,
apa yang ku tahu ketika itu,
aku hidup untuk sendirian,
sungguh,
sejengkal akal ku tika itu,
setelah dunia pancaroba ini ku tempuh,
rupanya,
aku memerlukan insan yang sentiasa
menemani ku,
bahagia atau derita,
bersama harungi perjalanan yang penuh mehnah,
benar,
ALLAH sudah cukup bagi ku,
tempat bergantung harap,
namun naluri seorang insan perlukan teman,
lalu,
ALLAH berikan ibu dan ayah yang tidak pernah
tandus untuk mendoakan anaknya,
ALLAH mengirimkan guru-guru yang fahami
kerenah baik dan nakal anak muridnya,
ALLAH mengirimkan sahabat-sahabat yang tidak
pernah melupakan sahabatnya dalam doanya,
ALLAH menghadiahkan pasangan yang bertimbang rasa
tiap kurang ditutup rapi,
saling melengkapi..
cukuplah bagi ku...
ALLAH,
RASUL,
keluarga,
guru-guru,
sahabat-sahabat,
dan pasangan yang soleh,
harta dunia boleh ku cari,
dengan empat kerat kudrat ku,
tapi harta untuk ke sana nanti,
tak bisa dibeli dengan wang ringgit,
tapi masa bisa menjadi saksi ku di sana,
apa tingkah ku tika ini,
apakah aku mengingati-Mu,
apakah aku lalai dengan dunia fatamorgana,
semua ini akan terhitung..
semua ini akan terbentang..
hanya taqwa akan membawa perkhabaran gembira
dan buat mereka yang benar-benar berserah diri...
jawapan yang dinanti selama ini,
telah lama ku temui,
tapi hanya bisa dilihat mata hati,
angin dan langit,
padanya jawapan tersembunyi,
tapi ternyata jelas bagi mereka yang berkehendak,
bagi mereka yang tidak berputus asa,
untuk mencari jawapan pada persoalan..